Tulisan-tulisan yang dihimpun dari berbagai sumber mengenai seluk beluk Masyarakat adat Kampung Labuhanratu Bandar Lampung yang belum banyak dipublikasikan. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi pelestarian Budaya Lampung.
Ghambei adalah sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang gadis (Mulei) atau Pemuda/Bujang (meghanai) kepada rekan-rekan, saudara, handai taulan dan seluruh kerabat yang ada di kampung halamannya sebagai tanda perpisahan karena si bujang atau si gadis tersebut akan melepas masa lajangnya menuju ke sebuah pernikahan. ghambei ini biasanya disampaikan pada saat upacara adat, apabila upacara adat tersebut dilangsungkan dikampung si gadis dalam sebuah upacara adat "Gawei Pineng" maka ghambei ini biasanya dibacakan diatas Lunjuk Patcah Ajei (Panca Haji) setelah seluruh upacara adat telah selesai dilaksanakan atau sesaat sebelum gadis tersebut diberangkatkan menuju kampung suaminya. dan apabila Upacara adat tersebut dilangsungkan dikampung si Bujang dalam sebuah upacara adat "Gawei Makai" maka Ghambei ini biasanya disampaikan oleh si bujang pada saat setelah ia selesai melaksanakan "Tari Pegahdeu Kemeghanaian" dimalam upacara "Cangget Agung Mulei - Meghanai. Demikian sekilas mengenai Ghambei yang lazim dilaksanakan oleh Masyarakat Persekutuan Adat Anak Abung diwilayah Bandar Lampung dan Lampung Selatan atau yang saat ini dikenal dengan Lembaga Permusyawaratan Masyarakat Adat Lampung Abung Kota Bandar Lampung dan Lampung Selatan.
Berikut salah satu contoh Ghambei (Tangguh Meghanai/Mulei Pilangan)
GHAMBEI
PANGGEH MEGHANAI PILANGAN
Oleh : Pengiran Ratu Sako
Tabik pun nuppang ngumung
Sikam pun kilui watteu
Diunyen gham sai tengan
Dillem sessat sai agung
Katteu salah kelireu
Jejamo semahappan
Bingei sino kemanai
Di ittarken kelamo
Unyen benamo waghei
Ittar peghadeu meghanai
Liwak anjak seghundo
Nyo sebai nyo semanei
Ki ulah ajo gilo
Lak ghang no diateikeu
Tahhun lak pigho limban
Cawo tiyan kelamo
Nikeu dang nuggeu-tunggeu
Sijo kak kejeruman
Kalau tuwah pai masso
Sijo ghadeu janjei keu
Ku tutug unyen angen
Lem ghilo puas atei
Mulei dilibo ghabo
Meghanai bidang sukeu
Ki wat nyippang aturan
Tabik mahhap di metei
Iduh kapan gham tunggo
Nyak lapah makko watteu
Pepido mindang rasan
Di rattau taneh jambei
Cawo sikam mak pigho
Di batin bidang sukeu
Jamo unyen uleman
Bagen jo pai teturo
Gham sallim temeu pungeu
Salam pun perpisahan.
Labuhan Ratu, 03 Januari 2009 – ditulis : Haristov Aszadha, S.H. (Pengiran Ninggau Mergo)